Pelaksanaan UN SMA 2009

Pelaksanaan UN (ujian Nasional) SMA tahun 2009 yang berlangsung selama 5 hari dengan jumlah mata pelajaran 6, berlangsung dengan cukup baik, walaupun ada beberapa masalah di daerah ini.

Pelaksanaan UN tahun sudah lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Maksudnya dilihat dari mativasi belajar peserta. Hal ini disebabkan karena adanya pengawasan yang lebih baik, yaitu adanya pengawas independent dari perguruan tinggi yang ditunjuk oleh pemerintah.

Da hal yang perlu penulis kritik dalam pemberitaan berbagai media massa, yait mengenai tudingan adanya kebocoran soal UN. Kebocoran soal UN itu tidak benar di daerah ini. Yang dimaksud dengan bocornya soal adalah soal dibuka sampulnya sebelum pelaksanaan UN. Hal ini tidak pernah terjadi. Yang ada adalah adanya beredar kunci-kunci jawaban yang kita tidak dari mana dan siapa pembuatnya. Bisa saja kuci tersebut adalah kunci palsu alias pekerjaan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Beberapa siswa mengaku kunci-kunci tersebut setelah dicocokkan dengan soal banyak yang tidak sesuai dengan jawaban yang benar.

Banyak kelebihan dalam pelaksanaan UN Tahun 2009, tetepai masih banyak kelemahan yang kami rasakan perlu diperbaiki, misalnya :

  1. Keseragaman tindakan baik dari pengawas ruangan dan yang terutama keseragaman tindakan pengawas independent.
  2. Sebaiknya jangan menetapkan bahwa peserta dengan nomor ganjil mendapatkan paket A dan peserta yang nomornya genap mendapatkan paket B, serahkan kepada pengawas. Hal ini membuka kemungkian peserta yang mendapat paket soal sama selama 5 hari tersebut mengetahui persis sama siapa dia bisa berhubungan walaupun kejadian ini belum bisa dibuktikan kebenaranya.
  3. Melarang sama sekali peralatan komunikasi elektronik (telepon/HP) dibawa masuk ke dalam ruang ujian.
  4. Jangan terlalu banyak atau sering orang lain yang tidak berkepentingan memasuki ruangan ujian, karena dapat mengganggu konsentrasi peserta ujian.

Setiap tahun standar kelulusan semakin meningkat harus seiring dengan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah.

UN memang sangat baik untuk mengukur keberhasilan pendidikan secara nasional, tetapi sebagaimana harapan banyak pihak janganlah dijadikan sebagai standar kelulusan. Bolehlah UN tetap dilaksanakan untuk melihar keberhasilan secara nasional, tetapi serahkan kelulusan kepada sekolah yang bersangkutan, karena mereka yang lebih tahu keberadaan siswa selama kurang lebih tiga tahun, bukan ditentukan dengan hanya 5 hari saja. Pengalaman membuktikan ada bebera siswa yang dianggap baik oleh sekolah tetapi karena tidak mencapai standar nilai pada ujian nasional, siswa tersebut dinyatakan tidak lulus.

Peserta yang tidak lulus masih diberikan kesempatan mengikuti paket C, diterima oleh perguruan tinggi.

Komentar ditutup.